PERSEMAIAN BENIH CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) SEKALA RUMAHAN DENGAN PERLAKUAN PERENDAMAN EKSTARK BAWANG MERAH (Allium cepa L.)





PENDAHULUAN
Cabai rawit (Capsicum frutescens) termasuk dalam family Solanaceae yang termasuk tanaman hortikultura tahunan dapat hidup 2 – 3 tahun apabila dipelihara dengan baik serta kebutuhan haranya tercukupi. Tanaman capabai mudah dibudidayakan diberbagai tempat baik dimusim hujan maupun musim kemarau dan cabai rawit lebih tahan terhadap penyakit dibandingkan tanaman cabai lainnya. Sehingga cocok di budidayakan dalam sekala rumahan untuk menunjang kebutuhan dapur sekaligus memproduktifitaskan area lingkungan rumah dengan ditanami tanaman hortikultura, salah satunya cabai rawit.
Penanaman cabai rawit pada praktikum kali ini dilakukan pada poly bag ukuran 26 x 30 cm  dengan media persemaian tanah dan pupuk kandang ayam (1 : 1). Sebelumnya dilakukan peroses penyortiran benih cabai dengan cara direndam dalam air untuk memisahkan benih yang berkualitas dengan benih yang sudah hampa atau kosong. Selanjutnya perlakuan perendaman benih cabai rawit kedalam ekstrak bawang merah selama 12 menit yang bertujuan untuk mempercepat perkecambahan akar benih cabai rawit saat pada media persemaian. Umur persemaian benih kali ini baru berumur 4 hari sehingga perkecambahan benih cabai rawit belum terjadi.

PEMBAHASAN
Cabai rawit (Capsicum frutescens) termasuk dalam family Solanaceae yang termasuk tanaman hortikultura tahunan dapat hidup 2 – 3 tahun apabila dipelihara dengan baik serta kebutuhan haranya tercukupi, berikut kelasifikasi tanaman cabai rawit.
Kingdom         : Plantae
Class                : Magnoliopsida
Order               : Solanales
Family             : Solanaceae
Genus              : Capsicum
Species            : Capsicum frutescens 
Persemaian merupakan tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih atau bagian tanaman lain menjadi bibit siap ditanam ke lapangan. Benih yang bermutu juga dapat mengalami penurunan kualitas akibat penyimpanan yang kurang tepat atau benih telah melampaui masa hidupnya (kadaluarsa) (Ernawati et al., 2017). Invigorasi merupakan suatu proses yang dilakukan untuk memperbaiki vigor benih yang telah mengalami deteriorasi atau kemunduran. Terjadi peningkatan kecepatan dan keserempakan perkecambahan serta pengurangan tekanan lingkungan yang kurang menguntungkan selama proses invigorasi. Pada proses invigorasi, selain dapat mengendalikan air masuk ke dalam benih juga dapat ditambahkan zat pengatur tumbuh (Ernawati et al., 2017). 
Pada praktikum kali ini persemaian benih cabai rawit dilakukan melalui beberapa tahapan perlakuan diantaranya :
·      Proses pengupasan buah cabai dari cabai induk dimana kami mengambil benih pada cabai yang sudah matang dan berukuran besar,
·        Kemudian dijemur untuk menghilangkan ledir pada benih selama 1 hari,
·     Pernyortiran benih cabai dengan digenangkan dalam air bersih untuk memisahkan benih yang berisi dengan yang hampa atau kosong,
·      Proses perendaman benih cabai pada ekstrak bawang merah selama 12 menit, bertujuan memicu percepatan perkecambahan benih cabai pada saat proses persemaian, Bawang merah (Allium cepa L.) mengandung hormon auksin dan giberelin sehingga dapat digunakan sebagai salah satu zat pengatur tumbuh alami. Pertumbuhan pada daun maupun batang distimulir oleh hormon giberelin (Marfirani et al., 2014). Auksin sebagai salah satu zat pengatur tumbuh yang memacu perkembangan akar dibutuhkan tanaman untuk mempercepat dan memaksimalkan pertumbuhan (Sasmitamihardja dan Siregar, 1996).
·    Peroses penyemaian dilakukan pada media tanah dan pupuk kandang ayam (1 : 1) pada pot berukuran 26 x 30 cm. peroses persemaian benih cabai baru berumur 4 hari sehingga  benih cabai belum terlihat peroses perkecambahannya.




Yoga Al- Muhyi
1177060089

Tidak ada komentar:

Posting Komentar